HILANG KE LIANG

Sajak: Luzi Diamanda Bumi meminta anaknya kembali ke pelukan hilang, ke liang.. kala cangkul meratakan tanah akhir bersama rapal doa-doa menembus langit Tali darah, saudara, sahabat sekejap nanap, berhamburan air mata kehilangan yang menyiksa, memiuh perih ke jantung hati bumi diam, langit tenang menelan sedu sedan Kematian, alangkah mudah mengeja ini kata Tapi adalah pedang yang mencabik mengelupaskan kulit, menggaram mengasami ketika mendatangi orang yang bersangkutan hati atau jua rasa dengan kita Hilang, ke liang Kita bisa apa? di luar doa tak ada upaya meski sekedar mengusap jiwa agar tenang, agar tak hampa bumi terus berputar waktu berganti sunyi, sendiri Sesekali ada yang menyinggahi tempat hilang, liang itu menyemai bunga menyiram air melirih doa menembus cakrawala Sesiapa? Orang-orang terkasih saja yang lain bisa lupa bisa alfa meski sekedar menyapa menyinggahi sepetak tanah yang liangnya menelan satu nama Hilang ke liang Kita bisa apa? Tuhan pemilik segala.***/2021