Postingan

HILANG KE LIANG

Gambar
Sajak: Luzi Diamanda Bumi meminta anaknya kembali ke pelukan hilang, ke liang.. kala cangkul meratakan tanah akhir bersama rapal doa-doa menembus langit Tali darah, saudara, sahabat sekejap nanap, berhamburan air mata kehilangan yang menyiksa, memiuh perih ke jantung hati bumi diam, langit tenang menelan sedu sedan Kematian, alangkah mudah mengeja ini kata Tapi adalah pedang yang mencabik mengelupaskan kulit, menggaram mengasami ketika mendatangi orang yang bersangkutan hati atau jua rasa dengan kita Hilang, ke liang Kita bisa apa? di luar doa tak ada upaya meski sekedar mengusap jiwa agar tenang, agar tak hampa bumi terus berputar waktu berganti sunyi, sendiri Sesekali ada yang menyinggahi tempat hilang, liang itu menyemai bunga menyiram air melirih doa menembus cakrawala Sesiapa?  Orang-orang terkasih saja yang lain bisa lupa bisa alfa meski sekedar menyapa menyinggahi sepetak tanah yang liangnya menelan satu nama Hilang ke liang Kita bisa apa? Tuhan pemilik segala.***/2021

TRILOGI PALUNG KESUMAT

Gambar
  (LELAKI 12 PURNAMA)   Kau datang dari masa lalu, dari 480 purnama, masih putih abu-abu. Kemudian, ketika 120 purnama lalu kau mencari ku, aku bahkan hampir tak mengingat rasa itu. Karena hidup terus berputar dan hati berotasi. "Jalan ku berliku dan tak ingin ku bagi. Biar jadi milik ku."   Hanya itu kata ku dan aku pun mengerti   pastinya kau tak sendiri. Kita berpisah di ujung senja. Lalu bisu dan kembali saling lupa. Purnama ke purnama terus berganti. Aku pun mencoba menautkan hati pada hati lain, tapi tetap saja menuai luka. Aku tetap sendirian memikul segala beban. Mungkin aku memang tidak diberi tulang rusuk agar bisa dilindungi, dijaga dan dikasihi. Tapi diberi tulang punggung yang kuat, bahu yang kekar, agar bisa merengkuh beban. Tangis ku telah lama hilang dan aku menjelma kunang-kunang, membuat cahaya untuk jalan ku sendiri. Jangan tanya betapa pahit betapa sakit. Tiada ada yang menawarkan pelita hanya bara yang menghanguskan jantung. Lalu aku pun berlar