Mematut-matut jendela dunia,
tersusun rapi
dalam petak hening hampa,
air mata luruh menyapa,
ini kenangan semua
raga serasa hilang rupa
hati serasa hilang rasa
Nama masing-masing naga
tertera pada plastik bening kaca
pembungkus jendela dunia
kilaunya menerpa jiwa
merindu yang terjangkau pun tiada
laut, darat hingga belantara,
jadi pembatas yang sungguh tega
Lalu ada bisik ke telinga,
sedalam apa cinta pada belahan jiwa? Bukankah lebih besar cintaNya
pemilik nyawa, pemberi segala rasa,
dari rindu hingga hampa?
Sungguh manusia tiada punya daya,
tiada punya apa
nyawa pun pinjaman saja
sampai datang waktunya
berpisah jua dengan raga
Lalu mengapa perih segala?
Tetiba akal menitah kata,
pintalah padaNya saja
penjagaan luar biasa
dalam sujud dan doa-doa
untuk semua yang dicinta
untuk segala yang melekat pada jiwa
meski jauh pada raga.**(25/5/2023)