(sebuah Sajak)
Aku tersedak
melihat banyak kepala
turun bersama gerimis
terhempas dan pecah
tapi tanpa otak
kepala-kepala itu menggelinding
kembali menyatu
dengan raga
tapi tetap kosong
tanpa otak
mulutnya menyeringai
mata menatap rakus
kepala itu bicara
dengan aroma tipu daya
untuk tahta, harta dan wanita
di setiap sudut yang dia lalui
Tentu kepala itu tak mengerti nurani
anak bini
bahkan juga hati
yang kerap dia sakiti
Kepala itu terus menggelinding, menyeringai,
membawa muka palsu
penuh tipu
tersebab kepala itu
tak mampu berpikir
karena otaknya telah tercecer
diantara syahwat dunia.***/diamanda
Catatan: Foto Ilustrasi Internet